Senin, 12 Februari 2024

Pelunasan Biaya Haji Tahap I Diperpanjang Hingga 23 Februari 2024


Jakarta (Kemenag
-WK) --- Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama memperpanjang masa pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) jemaah reguler hingga 23 Februari 2024.

Masa pelunasan Tahap I Bipih 1445 H sudah dibuka sejak 10 Januari 2024. Proses ini awalnya terjadwal akan ditutup pada 12 Februari 2024.

“Setelah melihat progres pelunasan sampai hari ini, masa pelunasan biaya haji bagi jemaah reguler kita perpanjang hingga 23 Februari 2024,” terang Jubir Kementerian Agama Anna Hasbie, di Jakarta, Senin (12/2/2024).

Kuota haji Indonesia tahun ini sebesar 221.000 jemaah. Indonesia kemudian mendapat tambahan sebesar 20.000 kuota sehingga jumlahnya menjadi 241.000 jemaah. Kuota ini terbagi menjadi 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

“Sampai sore ini, sudah ada 188.765 jemaah yang sudah memenuhi syarat istithaah kesehatan dan melunasi biaya haji,” sebut Anna Hasbie.

“Total jemaah yang sudah memenuhi syarat istithaah kesehatan hingga sore ini berjumlah 202.153 jemaah. Artinya ada 13.388 jemaah yang sudah memenuhi syarat istithaah kesehatan tapi belum melakukan pelunasan biaya haji,” sambungnya.

Anna mengimbau jemaah haji yang sudah memenuhi syarat istithaah untuk segera melunasi biaya hajinya pada masa perpanjangan pelunasan tahap pertama. Demikian juga, jemaah haji yang berhak melunasi tahun ini tapi belum memeriksakan kesehatan, agar bisa segera melakukannya hingga memenuhi syarat istithaah dan bisa melunasi biaya haji.

Tahap 2

Sehubungan diperpanjangnya kesempatan jemaah untuk melunasi biaya haji pada tahap I, lanjut Anna, maka proses pelunasan tahap II juga mengalami penyesuaian. Tahap II yang awalnya dibuka pada 5 – 26 Maret 2024, disesuaikan menjadi 13 – 26 Maret 2024.

Menurut Anna, pelunasan tahap II akan diperuntukkan bagi empat kategori, yaitu: 1) jemaah yang belum melakukan pelunasan biaya haji pada tahap I karena mengalami gagal sistem; 2) pendamping jemaah haji lanjut usia; 3) Jemaah haji penggabungan suami/istri dan anak kandung/orang tua yang terpisah; 4) pendamping jemaah haji penyandang disabilitas

“Petugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota agar segera meng-input data usulan jemaah yang akan melunasi pada tahap II. Batas akhir input data pengajuan pendampingan lansia, penggabungan mahram, dan pendamping penyandang disabilitas yang semula berakhir 27 Februari 2024 disesuaikan menjadi 7 Maret 2024,” tandas Anna. (Aish)

Sumber: https://kemenag.go.id/pers-rilis/pelunasan-biaya-haji-tahap-i-diperpanjang-hingga-23-februari-2024-uIMrn

Kamis, 18 Januari 2024

Rencana Perjalanan Haji 1445 H Terbit, Kloter Pertama Berangkat 12 Mei 2024

 


Jakarta (Kemenag Way Kanan) --- Kementerian Agama (Kemenag) telah menerbitkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1445 H / 2024 M. Jemaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arab Saudi pada Minggu, 12 Mei 2024. RPH 1445 H ditandatangani Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief pada 3 Januari 2024.

Secara umum, pemberangkatan jemaah haji Indonesia akan dibagi dalam dua gelombang. Jemaah haji gelombang pertama akan diberangkatkan dari tanah air menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah mulai 12-23 Mei 2024. Sementara, jemaah haji gelombang kedua akan diberangkatkan dari tanah air menuju King Abdul Azis International Airport (KAAIA) di Jeddah mulai 21 Mei - 1 Juni 2024.

Tahun ini Indonesia rencananya akan memberangkatkan 241 ribu jemaah haji. Seperti tahun-tahun sebelumnya, calon jemaah haji akan masuk ke asrama sehari sebelum jadwal pemberangkatan dilaksanakan. Berikut rincian Rencana Perjalanan Haji 1445 H/2024 M:

1.) 03 Dzulqa’idah 1445 / 11 Mei 2024, Jemaah Haji masuk Asrama Haji

2.) 04-15 Dzulqa’idah 1445 / 12-23 Mei 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang I dari Indonesia ke Madinah

3.) 13-24 Dzulqa’idah 1445 / 21 Mei-01 Juni 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang I dari Madinah ke Makkah

4.) 16 Dzulqa’idah-04 Dzulhijjah 1445/24 Mei-10 Juni 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang II dari Indonesia ke Jeddah

5.) 04 Dzulhijjah 1445 / 10 Juni 2024, Closing Date

6.) 08 Dzulhijjah 1445 / 14 Juni 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji dari Makkah ke Arafah

7.) 09 Dzulhijjah 1445 / 15 Juni 2024, Wukuf di Arafah

8.) 10 Dzulhijjah 1445 / 16 Juni 2024, Idul Adha

9.) 11-13 Dzulhijjah 1445 / 17-19 Juni 2024, Hari Tasyrik I, Tasyrik II (Nafar Awal), Tasyrik III (Nafar Tsani)

10.) 16-27 Dzulhijjah 1445 / 22 Juni-03 Juli 2024, Pemulangan Jemaah Haji Gelombang I dari Jeddah ke Indonesia

11.) 16 Dzulhijjah 1445 / 22 Juni 2024, Awal Kedatangan Jemaah Haji Gelombang I di Indonesia

12.) 20 Dzulhijjah 1445-07 Muharram 1446 / 26 Juni-13 Juli 2024, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah

13.) 28 Dzulhijjah 1445-15 Muharram 1446 / 04-21 Juli 2024, Pemulangan Jemaah Haji Gel. II dari Madinah ke Indonesia

14.) 01 Muharram 1446 / 07 Juli 2024, Tahun Baru Hijriah

15.) 16 Muharram 1446 / 22 Juli 2024, Akhir kedatangan Jemaah Haji Gel. II di Indonesia. (Aish)

Sumber: https://kemenag.go.id/pers-rilis/rencana-perjalanan-haji-1445-h-terbit-kloter-pertama-berangkat-12-mei-2024-65y1x

Kamis, 24 Agustus 2023

Ali Sholihin, Kasi PHU Kemenag Way Kanan Terpilih Sebagai Salah Satu Peserta Terbaik Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tingkat Nasional

 


Bandung (Kemenag Way Kanan) --- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemeneteriana Agama RI bekerja sama dengan UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Tingkat Nasional Angkatan ke-XXVII di Hotel Shakti Bandung. Sertifikasi pembimbing manasik haji tidak hanya diisi dengan pertemuan klasikal dan sesi pemaparan yang bersifat kognitif. Direktur Bina Haji Ardad Hidayat mengatakan, proses sertifikasi juga dikuatkan dengan praktik lapangan.

Tujuannya, agar para pembimbing ibadah benar-benar memahami proses manasik haji, baik aspek teori maupun praktik. Lebih dari itu, pembimbing juga memahami kondisi riil dan dinamika permasalahannya agar dapat memberikan pemahaman kepada jemaah.

"Sertifikasi tidak hanya teori. Peserta benar-benar diberi pemahaman praktis agar mereka bisa menjelaskan hal ihwal manasik haji secara lengkap kepada jemaah, termasuk kondisi riil dan problematika di Makkah dan Madinah," terang Arsad Hidayat saat dimintai tanggapannya terkait praktik manasik dalam Program Sertifikasi Pembimbing yang sedang berlangsung di Bandung, Kamis (17/8/2023).

Dikutip dari laman kemenag.go.id, Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ini diikuti 100 ASN Kementerian Agama dari berbagai wilayah seindonesia. Giat yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah bekerja sama dengan UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini berlangsung di Hotel Shakti Bandung, 14 - 18 Agustus 2023.

Kasubdit Bimbingan Jemaah Khalilurrahman menjelaskan, sertifikasi berlangsung lima hari. Setelah tiga hari berlangsung secara klasikal, peserta sertifikasi pembimbing manasik haji profesional melakukan praktik lapangan.

"100 peserta sertifikasi pembimbing haji profesional ini melakukan praktik manasik haji di Masjid Al Jabar Bandung," jelasnya.

Ketua Panitia Manasik, Arif Rahman, menjelaskan, peserta diberangkatkan dari hotel pada pukul 04.00 WIB menuju Masjid Al Jabar. Mereka diharuskan memakai ihram secara sempurna. Setelah Salat Subuh, mereka masuk ke Galeri Rasulullah yang ada dilantai dasar Masjid Al Jabar untuk menyaksikan prolog perjuangan Rasulullah beserta miniatur lokasi tempat rasulullah melakukan syiar islam.

Sekitar pukul 07.00 WIB, lanjut Arif, para perta mendengarkan paparan skenario pelaksanaan manasik yang disampaikan KH. Adam Anhari. Setelah itu, layaknya jemaah haji, peserta sertifikasi membentuk struktur kloter dengan mengelompokkan peserta per regu dan per rombongan, dan masing-masing diketuai oleh Ketua Ragu atau Ketua Rombongan.

"Selain materi teoritik, peserta sertifikasi juga dibekali dengan praktik dan gladi posko. Hal ini dimaksudkan agar peserta bisa memahami kondisi ril lapangan dengan segala problematikanya," tandas Arif Rahman.

Pada kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Tingkat Nasional Angkatan ke-XXVII di Hotel Shakti Bandung tersebut terpilihlah 10 peserta terbaik dari 100 peserta Sertifikasi. Dan diantara 10 peserta tersebut salah satunya adalah atas nama Ali Sholihin, Kasi PHU Kantor Kemenag Kab. Way Kanan.

“Alhamdulillah saya terpilih sebagai salah satu peserta terbaik dengan urutan ke-3 pada kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional Tingkat Nasional Angkatan ke-XXVII di Hotel Shakti Bandung tersebut. Tentu tujuan utama saya mengikuti kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ini sebenarnya untuk menambah pemahaman dan pengetahuan terkait proses bimbingam manasik haji, namum Alhamdulillah ternyata bisa terpilih sebagai slah satu peserta terbaik, dan itu merupakan bonus dari Allah SWT atas ikhtiar yang telah saya lakukan dalam kegiatan tersebut. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Bapak Kakanwil Kemenag Prov. Lampung, Kabid PHU Kanwil Kemenag Prov. Lampung, dan Kepala Kemenag Kab. Way Kanan atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk mengikuti Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji tersebut”, jelas Ali Sholihin. (aish)

Minggu, 19 April 2009

KERUKUNAN GLOBAL


Mengapa ada manusia yang sombong, takabur, egois atau sifat-sfiat nyeleneh lainnya? Mungkin karena dia merasa dirinya cukup, sehingga seolah tidak punya hubungan kepentingan dengan makhluk lain dan alam lingkungannya. Padahal pakaian yang dipakainya hanyalah bulu hadiah dari domba, atau kapas, atau serta pohon kayu; emas dan berlian yang menghiasi dirinya, atau rumah gedung yang didiaminya hanyalah hibah dari tanah. Dan dapat dipastikan, semua itu diperolehnya bukan hasil jerihpayahnya sendiri, melainkan dengan bantuan manusia lain, entah orang sekampung, senegara, atau orang dari Negara lain yang menjadi bagian masyarakat dunia.
Oleh karena itu, Nabi Muhammda SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia ialah yang mendatangkan manfaat kepada manusia yang lain.” Sabda nabi ini mengisyaratkan agar manusia hidup dalam kebersamaan, berusaha saling memberi manfaat terhadap satu sama lainnya. Bukan sebaliknya, manusia yang satu memanfaatkan manusia yang lain.

Manakala di anatara 200an juta orang Indonesia, atau lima milyaran manusia dunia masing-masing mendatangkan manfaat kepada yang lainnya, alangkah nikmatnya hidup di Negara ini, alangkah nyamannya hidup di bumi ini. Kendatipun sebagian besar merasa serba kekurangan, karena persaingan ketat di era globalisasi yang tak terhindarkan itu, insya Allah akan berjalan dengan baik, karena diperjuangkan oleh orang-orang yang baik pula.
“Di sana berjuang sekuat tenaga dan di sini bertarung sehabis daya, maka hasil yang di sana diberikan ke sini, hasil yang di sini dikirim ke sana. Yang di lembah menggamit-gamit, dan yang di bukit melambai- lambai, yang tinggi menurun, yang rendah mendaki hingga semua nanti berhimpun di antara kebahagiaan hidup bersama.” (Demikian ditulis H.M. Bustami Ibrahim dalam bukunya Budi dalam Kehidupan Diri dan Masyarakat).

Peri kehidupan manusia adalah ibarat seutas dari mata rantai masyarakat. Keharmonisan hidup abermasyarakat adalah ajang untuk mencapai kesempurnaan, karena hanya melalui hidup bermasyarakatlah seseorang dapat menunjukkan dirinya telah terbebas dari hawa nafsu dan kungkungan egonya. Disambutnya warisan kebaikan dari generasi terdahulu dan diwariskannya kebaikan kepada generasi berikutnya. Petani tua renta dengan badan terbungkuk-bungkuk masih saja berusaha menanam kelapa di kebunnya, padahal ia tahu kalau dia tak akan sempat menikmati buahnya. Alasannya, karena dia telah memakan apa yang ditanam oleh orang sebelum dia, lalu dia merasa perlu menanam, agar orang di belakangnya dapat menikmati hasilnya.

Keadaan seperti ini mestinya akan menjadikan dunia kian hari semakin indah. Alam pun rasanya akan semakin bersahabat dengan manusia. Apalagi bila kebaikan manusia itu didasari oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, maka Allah akan lebih melimpahkan rahmat dan berkahnya, sebagaimana difirmankan-Nya:
Artinya: Apabila penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, niscaya Kami bukakan bagi mereka berbagai rahmat dan keberkahan dari langit dan bumi.(QS. Al-A’raf: 96)
Saying, dalam kenyataan tidak selalu demikian halnya. Masih saja ada tangan-tangan jahil yang menggerogoti ketentraman hidup bersama. Masih saja ada manusia yang hatinya berkarat, gentayangan mengumbar keonaran, sehingga masyarakat diguncang oleh berbagai krisis dan berbagai bencana. Sering kali untuk memenuhi keinginan hawa nafsu yang tak tebatas itu, kebenaran dan keadilan dikorbankan. Dengan mengatasnamakan kebenaran dan keadilan, manusia mencuci tangan dari kegagalannya, lalu melemparkan tanggungjawab kepada orang tau bangsa lain. Bahkan pembantaian yang kejam terhadap suatu kelompok masyarakat dianggap sebagai perang suci, sebagaimana yang hingga kini masih berkecamuk di berbagai daerah dan di berbagai belahan dunia. Suatu bangsa atau beberapa bangsa yang lebih kuat menjatuhkan sanksi kepada masyarakat atau Negara lain dengan berbagai dalih dan alas an. Padahal dampak sanksi itu sendiri terkadang melebihi dahsyatnya permasalahan yang tengah terjadi.
Cinta kasih Allah tak akan dilimpahkan kepada manusia bila manusia itu sendiri tidak melimpahkan cinta kasih antar sesamanya “Irhamu man fil ardhi, yarhamukum man fissama’i” Kasihilah sesame warga di bumi, niscaya kamu akan dikasihi Dia yang di langit. Dalam hadits lain beliau bersabda, “La tadkhulul jannata hatta tu’minu, wala tu’minu hatta tahabbu,” Tidak masuk surga kamu kecuali kamu beriman, dan tidak beriman kamu kecuali kamu berkasih saying antar sesamamu.”

Sudah saatnya cinta kasih yang menjadi inti ajaran setiap agama itu lebih dimasyarakatkan secara global. Janganlah globalisasi hanya digambarkan sebagai era persaingan yang makin ketat, tetapi sebaiknya juga dilukiskan sebagai era persemaian cinta kasih yang lebih intim, tidak Cuma untuk kalangan penganut agama sendiri, tetapi juga untuk penganut agama lain yang berbeda. Sebab, dalam era ini, tak dapat dihindari makin dekatnya hubungan antarmanusia dari berbagai keyakinan agama, ras dan latar belakang budaya yang berbeda. (aish)